Desa Kentengsari, Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung, 10 Agustus 2024– Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Diponegoro kembali dilaksanakan dengan tema "Pembuatan Poster Berisikan Peta Informasi Geografis Untuk Mengetahui Tingkat Potensi Kebencanaan yaitu Kerentanan Tanah". Program ini menargetkan remaja-remaja di Desa Kentengsari untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman mereka terhadap potensi kebencanaan di wilayah mereka, khususnya terkait kerentanan tanah. Kegiatan ini dimulai dengan penyuluhan yang dibawakan oleh mahasiswa KKN. Dalam penyuluhan tersebut, para remaja diperkenalkan pada konsep dasar peta informasi geografis, yang mencakup penjelasan mengenai berbagai jenis peta dan bagaimana peta-peta ini digunakan untuk mengidentifikasi wilayah yang rawan bencana, seperti tanah longsor dan erosi. Mahasiswa juga menjelaskan skala parameter yang digunakan dalam peta-peta yang telah dibuat, yang menunjukkan tingkat kerentanan tanah di berbagai bagian desa.Penyuluhan ini menjadi menarik karena para mahasiswa tidak hanya memaparkan teori, tetapi juga menunjukkan peta-peta yang telah mereka buat secara langsung kepada para peserta. Peta-peta tersebut menggambarkan wilayah-wilayah di Desa Kentengsari yang memiliki potensi kebencanaan yang tinggi berdasarkan analisis kerentanan tanah. Dengan menggunakan warna-warna berbeda pada peta, para remaja bisa dengan mudah memahami daerah mana yang lebih berisiko dan memerlukan perhatian khusus.
Setelah penyuluhan, kegiatan dilanjutkan dengan penjelasan mengenai potensi kebencanaan yang mungkin terjadi di Desa Kentengsari, seperti longsor, banjir, dan erosi tanah. Mahasiswa juga memberikan informasi tentang langkah-langkah mitigasi yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk mengurangi risiko bencana. Salah satu fokus utama adalah pentingnya menjaga kelestarian lingkungan, seperti penanaman pohon di daerah rawan longsor dan menjaga saluran air agar tidak tersumbat. Sesi ini disambut antusias oleh para remaja, yang tampak serius memperhatikan setiap penjelasan yang diberikan. Kepekaan mereka terhadap kondisi lingkungan sekitar semakin meningkat, terutama setelah memahami risiko-risiko yang ada di desa mereka.
Kegiatan ini diakhiri dengan sesi tanya jawab, di mana para remaja diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kebencanaan di desa mereka. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan mencakup berbagai topik, mulai dari cara membaca peta kerentanan, langkah-langkah pertama yang harus diambil saat bencana terjadi, hingga bagaimana cara melibatkan masyarakat dalam upaya mitigasi bencana.
Mochammad Albi Juniawan
S1 Teknik Geologi, Universitas Diponegoro
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook